Posted by : jess Senin, 27 April 2020


Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung, Di sana aku tinggal di rumah pamanku, Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 6 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku. Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 38 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun

Bibiku baru berumur 30 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 25 tahun bernama Indah dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Vivi . Si Vivi ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya. Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.

Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Johan.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Indah.

“Yaa.. ada apa..?” jawabku.

“Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.

“Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Indah masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya. Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

Indah terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Johan jail juga yaa..!”

Melihat wajah Indah yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.

“Aahh.. jangaann Deenn johan, nanti terlihat sama si Vivi, kan malu atuu..!”

Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya. Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.

Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Indah juga. Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Indah juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi. Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Indah katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”

Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Rinnn, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”

“Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

Malamnya sekitar jam 22.00, setelah semua tidur, Indah datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.

“Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.

“Sudah Den..!” jawabnya.

Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.

Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan. Sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan. Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang. Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

“Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Indah setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.

“Wah.., rin kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Indah. Bagaimana rasanya..?” sahutku.

“Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Indah disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV. Melihat keadaan Indah itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas.

Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya. Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Indah duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya.

Segera kupegang kepala Indah dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Indah agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Indah itu, tiba-tiba si Vivi pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.

“Ehh.., Vivi kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.

“Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.

“Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.

Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Indah, dengan melucuti semua baju Indah. Indah terlihat agak kikuk juga terhadap Vivi, akan tetapi melihat Vivi yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu. Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya.

Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

“Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.

Sambil terus menjilati kemaluannya Indah, aku melirik si Vivi, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Indah bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang. Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 18 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Indah. Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Indah, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Indah diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya. Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Indah mengerang-erang keenakan.

“Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”

Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Indah. Terasa masih sempit liang vagina Indah, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya. Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku. Aku melirik ke arah Vivi, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.

“Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Vivi.

Lalu dengan masih malu-malu Vivi menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Indah kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa.

Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Vivi. Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Indah tersiram oleh cairan hangat dan badan Indah terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Indah mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Indah pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Vivi yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Vivi lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Indah. Mungkin karena Vivi masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku. Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Vivi itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.


“Uh enak banget memekmu Fennn. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.

“Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.

“Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.


Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Vivi sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Vivi yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Vivi, Rini langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya. Kemudian gantian Vivi yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.

“Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Vivi terus mengocok dengan cepat batang penisku.

Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Vivi dan Rini.

Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Vivi dan Rini. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa. Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain bandarqq di situs HONDAQQ: SITUS JUDI DOMINO99 DOMINOQQ DAN BANDARQ ONLINE. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik gambar dibawah ini:


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © CERITA DEWASA - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -